Selembar
sapu tangan itu tak mudah kepam.
Meski ia disulam oleh manik-manik air mata
yang jatuh dan mengeras di jendela, mengetuk-ngetuk salam kepada atmamu yang
setia di dalam perjanjian & persaksian
; Menjadi budak, ialah menebas
hendak-hendak,
Dan kau
bungkus lagi rasa yang tak pernah terucap itu ke dalam selembar sapu tangan yang
kau pinjam dari dia.
Dia yang merajutnya dengan air mata kemudian ditabahkan oleh bait-bait puisi Pak Sapardi yang abadi.
-enam hari setelah 'orangtua' itu pergi dan kaca jendela yang berembun tetap melukis kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah meninggalkan komentar. Mohon untuk selalu berkomentar dengan bahasa yang baik dan tidak SARA, ya.