Laman

Sabtu, 25 Juli 2020

Sapu Tangan yang Membungkus Doa



Selembar sapu tangan itu tak mudah kepam. 
Meski ia disulam oleh manik-manik air mata yang jatuh dan mengeras di jendela, mengetuk-ngetuk salam kepada atmamu yang setia di dalam perjanjian & persaksian 
; Menjadi budak, ialah menebas hendak-hendak,
Dan kau bungkus lagi rasa yang tak pernah terucap itu ke dalam selembar sapu tangan yang kau pinjam dari dia. 
Dia yang merajutnya dengan air mata kemudian ditabahkan oleh bait-bait puisi Pak Sapardi yang abadi.


-enam hari setelah 'orangtua' itu pergi dan kaca jendela yang berembun tetap melukis kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah meninggalkan komentar. Mohon untuk selalu berkomentar dengan bahasa yang baik dan tidak SARA, ya.