Hatiku berdenyar, tanganku gemetar dan tubuhku terkapar.
Aku surut di balik tiga helai selimut.
Mengenangmu pada sebagian waktu.
Merasakan kehadiranmu pada udara yang menyusup di tiap lubang pori-poriku.
Maafkan aku, Tobi.
Aku tak erat memegang seutas temali janji yang terulur di sehampar ladang kembang gladiol yang mulai bermekaran, kala itu.
Merasakan kehadiranmu pada udara yang menyusup di tiap lubang pori-poriku.
Maafkan aku, Tobi.
Aku tak erat memegang seutas temali janji yang terulur di sehampar ladang kembang gladiol yang mulai bermekaran, kala itu.
Bahwa pergimu,
adalah penghabisan bagi kisah kita yang tak terestu
Sungguh maafkan aku, Tobi...
Sungguh maafkan aku, Tobi...
Aku merindukanmu.
Lebih dari Bibi Selena merindukan lelaki yang mengendap begitu likat di palung teramat gelap miliknya.
Maafkan aku Tobi,
Lebih dari Bibi Selena merindukan lelaki yang mengendap begitu likat di palung teramat gelap miliknya.
Maafkan aku Tobi,
Sungguh maafkan aku.
Aku rindu, aku rindu...
#30HariMenulisSuratCinta Hari-3
Aku rindu, aku rindu...
#30HariMenulisSuratCinta Hari-3
ah, kangen itu jahat ya :((
BalasHapus-ikavuje
tapi kita menikmati kejahatan itu mbakpos :)
BalasHapus