Laman

Sabtu, 20 Januari 2018

Tigapuluh Tahun Lagi

Foto pinjam google

Apakah tigapuluh tahun lagi kita masih bisa saling mengirim pesan?
Menitipkan rindu di antara huruf-huruf yang tersambung dan menjadi kalimat beranak pinak namun tak satupun kata rindu tertulis di dalamnya?

Adakah tigapuluh tahun lagi masih ada messenger?
Masih ada whatsapp?
Masih ada line?
Masih ada telegram?


O, adakah tigapuluh tahun lagi masih ada batang-batang kayu yang digiling dan menjadi kertas lalu dilipat menjadi pesawat
Meniupnya sekali
Melemparnya ke angkasa
Lalu dia akan hinggap di pangkuanmu yang sudah berambut tipis sewarna melati dan mungkin saja sudah pikun lantas terheran-heran lalu berkata,
“Rasa-rasanya, aku tak pernah naik pesawat yang sekecil ini.”

Adakah, adakah tigapuluh tahun lagi kita masih di sini?
Memandang langit malam yang satu, sama-sama, dari tempat yang jauh terpisah.


Adakah, adakah tigapuluh tahun lagi kesunyian tetap menjadi milik kita masing-masing? 

-Petrichor, jelang senja di dapur yang berisik hujan menyesaki telinga, 20-01-'18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah meninggalkan komentar. Mohon untuk selalu berkomentar dengan bahasa yang baik dan tidak SARA, ya.