Laman

Selasa, 08 Maret 2016

[Cerma koran Minggu Pagi] Kecerobohan Memes


Ini adalah Cerma (cerita remaja) yang Alhamdulillah tayang di koran Minggu Pagi Yogyakarta edisi hari Jumat, 4 Maret 2016. Rasanya senaaang sekali melihat ilustrasinya :D Selamat membaca...
 

KECEROBOHAN MEMES

Oleh: Dwi Asih Rahmawati aka Wiwik Waluyo

Ulang tahun Memes yang ketujuh belas tinggal seminggu lagi. Bukannya senang, gadis itu malah uring-uringan. Sebabnya sepele, Bunda menolak pesta perayaan seperti tahun-tahun sebelumnya.
          
       "Tujuh belas itu usia titik balik. Kamu harus mulai belajar melihat hidup secara utuh. Nggak melulu happy-happy. Bunda sudah rancang acara do’a bersama di panti werdha.

Perayaan sweet seventeen di panti werdha? Oke, tak penting ada dan tak ada pesta buat Memes. Yang penting cuma satu hal. Memes ingin saat ultahnya mendapat ucapan atau minimal sedikit perhatian dari Kak Jo, guru biola yang sudah ia kagumi sejak pandangan pertama, empat bulan lalu.

Sebenarnya Kak Jo ini tak keren-keren banget, sih, tapi coolnya itu sukses bikin hati Memes kegesek-gesek setiap latihan. Masalahnya, bagaimana guru biola itu bakal ngucapin? Kapan Memes ultah saja dia tak tahu.

"Gimana, dong, Sil? Kan, nggak mungkin Kak Jo kuundang ke panti werdha..." Memes memelas di depan sohibnya.

"Gini-gini... Coba kamu minta pindah hari. Bilang hari biasa kamu les nggak bisa datang karena ada acara pesta ultah, gitu.”

"Do’a bareng oma-oma kali, Sil. Bukan pesta!"

"Iya apalah terserah. Yang penting Kak Jo tahu. Kamu ngarep dia ngucapin sesuatu, kan?"

Memes membenarkan saran Sisil. Ia segera mengirim pesan singkat. Tentu saja pakai acara deg-degan menunggu balasannya. Dan beginilah jawaban Kak Jo.

Hai Mesika, ma’af sekali hari lain saya full. Kalau kamu ada acara saat jadwal latihan, kita bisa libur dulu, kok.

Libur? 

"Nggak usah, Kak. Kita tetap masuk seperti biasa." Balas Memes akhirnya.

***


Pada hari bahagia yang ditunggu-tunggu, sepulang sekolah Memes tergesa-gesa menyiapkan diri. Biasanya dari sekolah ia langsung les. Tapi hari ini harus pulang dulu karena nanti dari tempat les langsung ke panti werdha. Memes mandi secara kilat. Ia memasukkan bedak ke dalam tas. Lalu berlari menuruni tangga sambil mengancingkan baju.

"Biolanya, Non." Pak Har sopir keluarga mengingatkan. Memes turun lagi, terbirit masuk ke rumah dan ke luar menggotong tas biola. Sampai di tempat les Memes masih harus lari naik tangga ke lantai tiga. Ngos-ngosan ia membuka pintu dan disambut tatapan yang sumpah, belum pernah dilihat Memes dari Kak Jo sebelumnya. 

"Maaf telat, Kak."

Kak Jo hanya mengangguk, lalu tersenyum samar kemudian menunduk. Kak Jo tak marah. Kak Jo juga tak menegur Memes karena telat. Tapi dari sorot dan gerak tubuhnya, Memes tahu Kak Jo sedang menyimpan sesuatu.

Oh, mungkinkah guru cool ini akan mengatakan sesuatu? Ucapan selamat atau yang lebih dari itu? 

"Kita ulang lagu minggu lalu, Mesika! O Come, Little Children!"

Yah...

Memes mendesah dan mulai menggesek biola, membawakan lagu klasik O Come, Little Children seperti perintah gurunya. Kak Jo menatapnya sekilas dan kemudian menarik napas agak panjang. Kak Jo kenapa jadi aneh? Caranya menatap, itu sungguh seperti orang yang menahan derita. 

Ayolah, Kak, pinta Memes dalam hati. Namun sampai empat puluh menit dan les usai, Kak Jo tak bilang apapun selain hal-hal yang memang harus ia katakan sebagai pengajar.

***

"Memes! Kamu ini sudah tujuh belas tahun tapi pakai baju masih aja nggak bener!"

Di beranda panti werdha, Bunda menyambut Memes dengan omelan. Bunda segera merapikan kancing baju Memes yang selip satu lubang di bagian dada. Baju Memes tak hanya miring bagian bawahnya, namun juga membuat bagian dadanya sedikit menganga. Memes merasa sikap bundanya berlebihan. Ini, kan, hanya masalah kancing. Namun sebuah pesan masuk menyadarkan Memes. Dari Kak Jo. 

Kamu ultah, Mesika? Hbd, ya.  Makin teliti ke depannya, terutama saat mengancing baju.

     Hwa...

     Rasanya, Memes ingin sekali memanjat pohon belimbing yang ada di depan panti dan tak usah turun-turun lagi.[]

2 komentar:

  1. Hahaha... Panjat pohon cabe aja...
    Btw... Guru Biola.. Hemm... ingat Guru Kak R ;-)

    BalasHapus
  2. Selamat ya Mbak, semoga makin produktif

    BalasHapus

Terimakasih sudah meninggalkan komentar. Mohon untuk selalu berkomentar dengan bahasa yang baik dan tidak SARA, ya.