Perayaan dari menutup facebook untuk sementara adalah
bergelimangnya waktu di dapur. Ayam yang biasa harus tabah diselimuti tepung
melulu, hari ini selamat dan menemukan kebebasannya. Nyonya berbaik hati
menyediakan kolam luas berupa santan kental berbumbu kari yang dicampur dengan
potongan kentang merah.
Dua sisir pisang kepok mentah
hantaran tetangga (ng, maksudnya ibu mertua) dengan penuh sukacita (dan
perjuangan) dikuliti untuk kemudian diproses dengan parutan sawut. Digoreng sampai
krispi lalu disambal kering yang asin manisnya bikin Sultan makan
nambah-nambah.
“Ma, tolong besok bekal
sekolahnya ayam kari begini lagi, ya.”
Ini komentar kakak tertua. Sedih sekali
mendengarnya. Sebab ternyata, selama ini ia menahan derita diberi menu ayam
tepung dan tepung lagi.
O, bila tidak mengingat proyek
menulis novel pesanan harus segera dimulai, rasanya ingin sekali kembali
bersenang-senang di dapur dengan anak-anak. Mungkin memanggang cookies sagu
keju kegemaran mereka, atau mengukus brownies yang melimpah cokelat. Allah, mohon
beri kekuatan lebih banyak pada hamba dan kalau bisa nggak ngantuk’an *menguap
Dan, sesiangan tadi bisa membaca
buku baru “Jungkir Balik Dunia Bankir” yang ditulis dan dikirim oleh mantan
teller bank tersohor (Haryadi Yansyah) dan tempo hari ia berbaik hati memberi endorse
buku The Grand Me Time.
Sepetangan ini, entah kenapa
tergerak membuka kolom komentar postingan AAC2 di blog. Daaan, masyaAllah ada penggemar
anonim yang komentar panjang mbleber-mbleber. Dari komentarnya yang
mbleber-mbleber itu, yang paling benar dan pas adalah tudingannya bahwa saya
ini defensif.
Yes, you know me so well, my
anonymous guest.
Terlepas tuduhan defensifnya pada konteks yang beliau maksudkan (termaktub pada satu kalimat panjangnya itu) teramat bisa saya sangkal, namun saya
ingat, buat apa disangkal?
Untuk apa menyangkal perkataan
orang yang dia saja tidak beritikad baik ketika datang ke rumahmu? Kalau dia datang
dengan baik, tentu dia mengenalkan siapa dirinya, bukan malah memakai topeng
atau kelambu. Sementara kewajiban tuan rumah adalah menjamu/memuliakan tamu. Kalau tamumu
mengurung dirinya dalam kelambu, bagaimana kamu harus menyuguhkan segelas es teh
dan sepiring sate domba untuknya?
Alhamdulillah…
Terimakasih untuk kesempatan
sabar ini ya Allah ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah meninggalkan komentar. Mohon untuk selalu berkomentar dengan bahasa yang baik dan tidak SARA, ya.