Dear, Tobi...
Aku belum pernah, ya, bercerita tentang Lon dan Royo? Mereka adalah anjing yang harus terpisah karena referendum Timor Timur tahun 1999 dalam novel Always be in Your Heart karya Shabrina Ws.
Dan kau akan bertanya apa pentingnya menceritakan dua ekor binatang? Penting, Tobi. Karena Lon dan Royo saling menunggu satu sama lain. Bahkan, ketika warna bendera telah berbeda di bumi yang mereka pijak, tak membuat kasih sayang dan ingatan kebersamaan mereka luntur.
Mari kita agak sedikit manusiawi, Tobi. Aku selalu percaya, pada kebanyakan cerita, ada sefragmen kisah diri atau secuil karakter penulis yang tertuang di dalamnya. Lon dan Royo sangat intuitif, mungkin karena mereka sering bersama sebelum terpisah. Tapi jika Shabrina Ws sang penulis cerita sangat peka pada orang-orang, pada sahabat-sahabatnya yang bahkan belum pernah ditemuinya, kurasa dia memang sesosok berkelimpahan kasih sayang dan tak akan habis walau dilibas kemarau tujuh musim.
Shabrina Ws itu, Tobi, dia pandai sekali membuat sahabat-sahabatnya merasa sangat berharga.
"Termasuk, kau, Anna?"
"Oh, iya, tentu saja. Bayangkan pagi-pagi sekali dia mengirimiku pesan hangat yang sekonyong menyibak kabut di puncak Barus sana. Katanya, pagi adalah harapan senja kemarin. Bangunlah, dekap harapanmu."
"Alarm yang indah."
"Bukan itu saja. Dia bahkan menghadiahiku novelnya yang baru terbit. Betang; Cinta yang Tumbuh Dalam Diam itu, yang mengisahkan sepasang pendayung yang pada tepian ceritanya, cinta mereka tertambat pada dermaga yang sama. Dia juga baik sekali berniat mengirimiku sebuah kupon sayembara, jauh-jauh, hanya demi aku tak melepaskan sayembara itu."
"Dia lebih dari peduli padamu, Anna."
"Nah, aku tahu kau akan berkata begitu, Tobi. Tapi tunggu, itu belum selesai. Shabrina Ws itu, dia mengirimiku buku puisi Duka Tumbuh di Matamu hanya karena aku mengatakan sedang giat belajar merangkai kata. Aku sampai tak tahu harus mengucapkan terimakasih yang bagaimana lagi kepadanya."
Tobi, hey, kau pasti senang aku memiliki sahabat yang seperti itu, kan?
Aku merasakan lebih dari itu, Tobi. Dan suratku hari ini, adalah sesederhananya caraku mengenang kebaikannya yang senantiasa. Shabrina Ws, terimakasih telah menjadikan aku bagian dari barisan sahabat-sahabatmu. Terimakasih untuk doamu yang berlapis-lapis. Salam manis untuk Lon dan Royo. Aku ingin membaca kisah ketika mereka kembali berjumpa. Sungguh aku ingin mereka berjumpa.
Kecup dariku,
Bukan untukmu Tobi, tapi untuk dia sahabatku...
#30harimenulissuratcinta hari ke12
Lon dan Royo itu bukan pengandaian untuk penantianmu dan Tobi kan?
BalasHapus#cumananya
-Ikavuje
Bukaaaaan. Asli itu emang di novelnya mereka spt itu. aku aja kaget pas nulisnya, kok kayak pas gitu yaasa :)
BalasHapusDuh, Dear...
BalasHapus