Jumat terakhir pada Februari yang basah, Tobi.
Aku kuyu di bawah air hujan yang tergelincir dari talang ingatan dan memercikkan kenang-kenang,
melantun tembang-tembang kasmaran,
mendeklamasi syair-syair kerinduan.
Jumat terakhir pada Februari yang basah, Tobi.
Aku gugu di bawah air yang luruh dan membasahi ladang.
Sebasah ingatan yang mengalirkan engkau, dari hulu ke hilir perasaan.
Bandang hingga tepian,
menerjang karang-karang kepatutan,
melarung sekat-sekat kenaifan.
Jumat terakhir pada Februari yang basah, Tobi.
Aku juju ke muara cinta yang semestinya,
bukan engkau,
tapi pada Dia yang menggenggam jiwa-jiwa dalam samudera cintaNya.
Tiada cinta yang mengalirkan duka, Tobi.
Kalaupun ada, aku percaya tiada duka yang abadi.
-Anna
#30harimenulissuratcinta hari ke27
setujuuu, tak ada duka yang abadiii
BalasHapuskalau cinta sih iyaa
-Ikavuje