Kau tahu bagaimana
perasaan seorang wanita ketika lelakinya pergi dengan wanita lain pada suatu Subuh yang masih gelap, dengan disaksikan kedua orangtua lelakinya?
Rasanya sungguh
seperti anak kucing ringkih yang dibuang keluarganya di tepi jalan yang
lengang, pada sebuah semak di awal malam yang petir menyambar mengoyak
telinganya. Tiada sesiapa yang mendengar rintih kucing kecil itu kecuali
telinganya sendiri juga Tuhannya. Ya,
hanya dia dan Tuhannya.
#drafsebuahcerita
Terlampir bukan
foto anak kucing, melainkan anak manusia yang masih bisa tertawa. Semoga dia
tak akan pernah lupa bagaimana caranya tertawa hingga kelak mati husnul
khatimah.
-Subuh sunyi empat belas januari '18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah meninggalkan komentar. Mohon untuk selalu berkomentar dengan bahasa yang baik dan tidak SARA, ya.