Laman

Rabu, 24 Maret 2021

Sambal Pecal

Ketika tadi malam aku membaca kabarmu perihal sambel pecel yang sedang naik daun itu, tiba-tiba siang ini, inbox-ku didatangi seorang anak muda yang tampak sangat penuh dengan gairah. 

Setelah memperkenalkan diri secukupnya, dan kubalas sewajarnya, dia mohon izin menyampaikan sesuatu. Maka kupersilahkan saja dia menulis apa yang menjadi hajatnya.

Dan, panjang lebar dia bercerita telah menggebrak ibu-ibu pada suatu desa di Jawa sana untuk berdaya secara ekonomi. Maka muncullah brand sambal pecel ‘anu’ dan dia menjadi corong pemasarannya.

Kupikir, dia akan meminta alamatku untuk memberiku secubit sambal pecel tester. Ternyata aku keliru. Uh, selalu saja aku masih se-geer-itu. Yang ada, dia berpanjang-panjang menawarkan sambal pecelnya berikut harga dan sistem pembayaran. Kupikir, dia memang telah menyiapkan iklan panjang itu dan copas saja kepadaku. Benar juga sih, dia hanya memamnggilku dengan ‘ibu’ tanpa nama. Bahkan sepotong namaku pun tidak.

Maka demikianlah. Segala hal ternyata tetap satu dan terhubung.

Kita berbicara dan akan terus berbicara lewat kejadian-kejadian yang menggelikan seperti ini.

Oh ya, mata kiriku berkedut-kedut sejak pagi. Aku mencoba tidak geer bahwa banyak orang sedang merindukanku. Aku memang harus lebih giat berlatih untuk tidak geer. Ya, seharusnya begitu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah meninggalkan komentar. Mohon untuk selalu berkomentar dengan bahasa yang baik dan tidak SARA, ya.