Laman

Rabu, 24 Januari 2018

Tak Perlu Datang Berkurung Kelambu

Perayaan dari menutup facebook untuk sementara adalah bergelimangnya waktu di dapur. Ayam yang biasa harus tabah diselimuti tepung melulu, hari ini selamat dan menemukan kebebasannya. Nyonya berbaik hati menyediakan kolam luas berupa santan kental berbumbu kari yang dicampur dengan potongan kentang merah.

Dua sisir pisang kepok mentah hantaran tetangga (ng, maksudnya ibu mertua) dengan penuh sukacita (dan perjuangan) dikuliti untuk kemudian diproses dengan parutan sawut. Digoreng sampai krispi lalu disambal kering yang asin manisnya bikin Sultan makan nambah-nambah.

“Ma, tolong besok bekal sekolahnya ayam kari begini lagi, ya.”

Ini komentar kakak tertua. Sedih sekali mendengarnya. Sebab ternyata, selama ini ia menahan derita diberi menu ayam tepung dan tepung lagi.

O, bila tidak mengingat proyek menulis novel pesanan harus segera dimulai, rasanya ingin sekali kembali bersenang-senang di dapur dengan anak-anak. Mungkin memanggang cookies sagu keju kegemaran mereka, atau mengukus brownies yang melimpah cokelat. Allah, mohon beri kekuatan lebih banyak pada hamba dan kalau bisa nggak ngantuk’an *menguap

Dan, sesiangan tadi bisa membaca buku baru Jungkir Balik Dunia Bankir yang ditulis dan dikirim oleh mantan teller bank tersohor (Haryadi Yansyah) dan tempo hari ia berbaik hati memberi endorse buku The Grand Me Time.

Sepetangan ini, entah kenapa tergerak membuka kolom komentar postingan AAC2 di blog. Daaan, masyaAllah ada penggemar anonim yang komentar panjang mbleber-mbleber. Dari komentarnya yang mbleber-mbleber itu, yang paling benar dan pas adalah tudingannya bahwa saya ini defensif.

Yes, you know me so well, my anonymous guest.

Terlepas tuduhan defensifnya pada konteks yang beliau maksudkan (termaktub pada satu kalimat panjangnya itu) teramat bisa saya sangkal, namun saya ingat, buat apa disangkal?

Untuk apa menyangkal perkataan orang yang dia saja tidak beritikad baik ketika datang ke rumahmu? Kalau dia datang dengan baik, tentu dia mengenalkan siapa dirinya, bukan malah memakai topeng atau kelambu. Sementara kewajiban tuan rumah adalah menjamu/memuliakan tamu. Kalau tamumu mengurung dirinya dalam kelambu, bagaimana kamu harus menyuguhkan segelas es teh dan sepiring sate domba untuknya?

Alhamdulillah…

Terimakasih untuk kesempatan sabar ini ya Allah ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah meninggalkan komentar. Mohon untuk selalu berkomentar dengan bahasa yang baik dan tidak SARA, ya.