Bergelayut manja
Serupa anak burung ditopang dahan kokoh, diayun senja
Terbuai irama dalam nada-nada kesyahduan jiwa
Setelah ditimang cinta berbilang purnama
Engkau yang datang dalam ruang tiada tepi
Histeria pertemuan menumbuk alegori
Dibenamkan wajah lusuhnya di bidang dadamu yang
sehangat mentari pagi
Menjeda masa, menikmati tiap desir halus dalam hati, tanpa
diksi
Dan fajar mengharuskan engkau pergi
Meninggalkan pucuk-pucuk kasih
Yang tetap semi di musim gugur
Tetap hangat di badai musim dingin
Jejak-jejaknya akan meninggalkan waktu
Berlipat-lipat
Namun doanya tetap
; Di depan akan terbuka lembar yang ada gambar
Dua sukma yang kemarin menjerit demi mengoyak
kesunyian
Dipertemukan
Menyeka gurat-gurat keletihan
Membasuh rintih-rintih kerinduan
Mengekalkan kasihsayang
Dalam perahu mayang sang Rahman.
Pixabay |
270119, ketika kau datang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah meninggalkan komentar. Mohon untuk selalu berkomentar dengan bahasa yang baik dan tidak SARA, ya.