“Kenapa gue sering banget mimpi kencan (jalan atau makan
atau nonton) sama mantan atau kadang malah sama pria entah siapa. Kadang-kadang
sama artis juga sih. Tolong tanyain apa arti mimpi gue, itu ya?”
Di atas
itu pertanyaan seorang teman muslimah di salah satu grup bbm. Dia numpang tanya
ke teman lainnya yang suaminya seorang psikolog. Tak lama, jawaban dari mimpi
itu datang.
“Kata
laki gue, lu kurang afeksi makanya mimpi kencan-kencan sama orang.”
Teman muslimah
tadi langsung mengiyakan. Bahwa dia kerap diabaikan oleh suami dan sederet
sikap mengecewakan lainnya. Saat itu, saya diam-diam ikut mendoakan agar RT
teman ini segera membaik. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Setelah lama
tak tahu kabarnya, saya dikagetkan dengan kabar bahwa muslimlah ini telah
berpisah dari suaminya. Tak hanya itu, dia juga melepas jilbabnya dan menjadi seorang
agnostik (pandangan bahwa ada atau tiadanya Tuhan tak dapat diketahui.)
Kepada seorang
teman terpercaya saya mencari tahu, mengapa muslimah tadi sampai kepada proses
yang demikian. Ternyata, sikap hidup pilihannya itu telah melewati serangkaian
dialog panjang bersama seorang teman yang teman itu seorang agnostik.
Kalau kita
sering mendengar pepatah ‘dirimu tercermin dari siapa teman-temanmu’, maka
tidak bisa tidak, dari kasus teman di atas, saya menjadi sedikit ketat
dengan siapa saya harus berteman dekat. Sebab teman dekat adalah teman yang
kepadanya kita selalu mencurahkan isi hati dan bertukar pendapat. Jika berteman
akrab dengan sufi, mungkin kita bakal ikut-ikutan adem. Jika berteman karib
dengan seorang liberal, bisa-bisa kita terikut arusnya.
Memang ada pepatah bahwa air laut
tak dapat mengasinkan ikan. Namun harus diingat bahwa laut kita sekarang begitu
tercemar oleh limbah, termasuk limbah berbahaya dari industri-industri. Belum
lagi pencemaran akibat pengeboran bawah laut. Dan itu, oh, tentu saja dapat mencemari
ikan-ikan di lautan bahkan tak jarang berdampak kematian massal ikan-ikan.
Saya tak bermaksud bahwa kita
seharusnya memilih-milih teman. Tapi terhadap siapa kau akan mendiskusikan
masalah-masalah penting dalam kehidupanmu, sebaiknya datanglah kepada seorang
yang tak hanya nyaman namun juga mumpuni secara ilmu dan keimanan.
Lalu, kenapa tiba-tiba saya menulis
ini? Ah, saya hanya sedang bernostalgia. Dan ingin bilang ke Allah, “Allah,
terima kasih atas sepenggal mimpi indahnya semalam.” ^_^
Mimpi apa? Kepooo
BalasHapusketiban THR sampe semaput :p
HapusMimpi ketemu aku yooo? :)
BalasHapus