Laman

Minggu, 03 Juli 2016

Mimpi Kencan dengan Selain Pasangan

“Kenapa gue sering banget mimpi kencan (jalan atau makan atau nonton) sama mantan atau kadang malah sama pria entah siapa. Kadang-kadang sama artis juga sih. Tolong tanyain apa arti mimpi gue, itu ya?”
                 
Di atas itu pertanyaan seorang teman muslimah di salah satu grup bbm. Dia numpang tanya ke teman lainnya yang suaminya seorang psikolog. Tak lama, jawaban dari mimpi itu datang.
               
“Kata laki gue, lu kurang afeksi makanya mimpi kencan-kencan sama orang.”
               
Teman muslimah tadi langsung mengiyakan. Bahwa dia kerap diabaikan oleh suami dan sederet sikap mengecewakan lainnya. Saat itu, saya diam-diam ikut mendoakan agar RT teman ini segera membaik. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Setelah lama tak tahu kabarnya, saya dikagetkan dengan kabar bahwa muslimlah ini telah berpisah dari suaminya. Tak hanya itu, dia juga melepas jilbabnya dan menjadi seorang agnostik (pandangan bahwa ada atau tiadanya Tuhan tak dapat diketahui.)
               
Kepada seorang teman terpercaya saya mencari tahu, mengapa muslimah tadi sampai kepada proses yang demikian. Ternyata, sikap hidup pilihannya itu telah melewati serangkaian dialog panjang bersama seorang teman yang teman itu seorang agnostik.

Kalau kita sering mendengar pepatah ‘dirimu tercermin dari siapa teman-temanmu’, maka tidak bisa tidak, dari kasus teman di atas, saya menjadi sedikit ketat dengan siapa saya harus berteman dekat. Sebab teman dekat adalah teman yang kepadanya kita selalu mencurahkan isi hati dan bertukar pendapat. Jika berteman akrab dengan sufi, mungkin kita bakal ikut-ikutan adem. Jika berteman karib dengan seorang liberal, bisa-bisa kita terikut arusnya.

Memang ada pepatah bahwa air laut tak dapat mengasinkan ikan. Namun harus diingat bahwa laut kita sekarang begitu tercemar oleh limbah, termasuk limbah berbahaya dari industri-industri. Belum lagi pencemaran akibat pengeboran bawah laut. Dan itu, oh, tentu saja dapat mencemari ikan-ikan di lautan bahkan tak jarang berdampak kematian massal ikan-ikan.

Saya tak bermaksud bahwa kita seharusnya memilih-milih teman. Tapi terhadap siapa kau akan mendiskusikan masalah-masalah penting dalam kehidupanmu, sebaiknya datanglah kepada seorang yang tak hanya nyaman namun juga mumpuni secara ilmu dan keimanan.

Lalu, kenapa tiba-tiba saya menulis ini? Ah, saya hanya sedang bernostalgia. Dan ingin bilang ke Allah, “Allah, terima kasih atas sepenggal mimpi indahnya semalam.” ^_^

3 komentar:

Terimakasih sudah meninggalkan komentar. Mohon untuk selalu berkomentar dengan bahasa yang baik dan tidak SARA, ya.